Pagi buta
Aku melangkah untuk shalat subuh, wangi tanah yang tersiram hujan menyeruak, menyegarkan penciumanku di awal hari. Semalam hujan? bisikku dalam hati. Aku tak merasakan adanya suara hujan tadi malam. Mungkin aku terlalu nyenyak tidur semalam.
Semalam merupakan tidur ternyaman selama seminggu ini. Seminggu bergelut dengan latihan soal-soal SNMPTN. Membuat kepala seakan penuh sesak dengan berbagai ilmu. Namun, bagiku itu HEBAT! Aku akan terus semangat untuk bisa LULUS SNMPTN. Karena aku sudah berjanji pada Ibuku.
Jam 06:00 aku sudah melangkahkan kaki menuju lokasi ujian. Sebuah kampus tempatku ujian tetap ramai. Walaupun aku yakin, mahasiswanya diliburkan karena ruangannya terpakai. Aku tersenyum sendiri melihat banyaknya yang datang pagi-pagi buta untuk menemukan ruang ujian. Seperti anak SMA yang mau ujian pagi. Hey! aku masih anak SMA yang baru lulus, tapi setelah beberapa waktu vakum menjadi siswa, aku merasa sudah menjadi mahasiswa. Bolak-balik melakukan ini itu untuk bisa mengikuti SNMPTN tahun ini.
Sebuah Fakultas menjadi sasaranku, dan mungkin teman-teman yang lain. Semua berbondong-bondong menuju ruangan ujian. Aku memang sudah tahu dimana ruangan ujianku. Tapi, aku lihatnya sore-sore. Ruangan sudah tutup. Gelap dan aku tidak bisa melihat dimana kursiku. Mungkin karena itu teman-teman yang lain datang sepagi ini, untuk menemukan kursinya. Agar tidak salah menempati kursi.
Para pengawas sudah sampai di lokasi lebih awal. Hebat! dan mereka langsung masuk ruangan. Aku sebagai peserta, masih belum waktunya masuk. Kepagian. Ahahahahaha. Sambil nunggu, aku mengalihkan pandanganku pada jalanan. Banyak kendaraan yang mondar mandir, mulai dari motor sampai orang bingung jalan kaki (wah?). Memandangi jalan, aku jadi teringat Ibu lagi.
"Yan,Berbuat TERBAIK, Ibu Mendoakan KEBAIKAN untukmu," ucapnya semangat.
Aku hanya menganggukan kepala, perlahan menghambur kepelukan ibu. Memeluknya erat. "Aku akan BERJUANG, mewujudkan doa Ibu," bisik hatiku.
"Ayo silahkan masuk," Teriak suara berat dalam ruangan membuyarkan kenanganku pada Ibu, Pengawas sudah mempersilahkan peserta masuk ruangan. Mataku sepertinya berair. Sedih ingat Ibu. Kuseka, aku menguatkan hati. AKU PASTI BISA! sebelum aku memalingkan badan menuju ruangan. Ada seseorang yang jatuh di pinggir jalan. Tapi dengan cepat dia bangkit. Cepatnya orang itu bangkit dari jatuhnya,mungkin telat nyari ruang ujian. Tapi dia semangat!
Waduh! aku bingung cari kursi. Tapi, semua juga nyari ternyata. Satu dua kursi aku lihat nomornya tapi tidak sama. Haduh, dimana nie kursi. Aku cocokin lagi nomor pesertaku. Dapat!Yatta! Aku tersenyum girang, pengawas memperhatikan gelagatku. Aku tersipu malu, terus balas menatap mata pengawas dengan senyumanku. Ahahahahahaa...
Peraturan dibacakan, aku mendengarkan dengan seksama. Pemeriksaan semua berkas mulai dari kartu peserta, tanda pengenal dan izasah.Ya, tes pertama adalah Tes Potensi Akademik (TPA), AKU BISA! Bismillah....Pagi itu aku bergelut dengan soal-soal TPA. Hanya satu jam aku diberikan waktu untuk mengerjakan......
Aku tak ingin menceritakan bagaimana soalnya,bikin pikiran berat. Tapi aku berdoa semoga kerja kerasku menghasilkan yang terbaik. Selanjutnya 45 menit istirahat. Aku gunakan untuk cuci muka dan buang-buang air. (???)...Aku butuh Rileks,,,,nyari tempat yang PueWnak (PW) buat nenangin diri. Ada pohon rindang besar dan dibawahnya ada kursi panjang. Ada satu orang yang duduk disana. Aku memutuskan menghampirinya.
Loh orang ini bukannya yang jatuh itu? bisikku dalam hati. Jangan-jangan dia ini ga bisa masuk ruangan gara-gara telat terus terbuang ke sini. Hah? Buang jauh tuh ke jurang pikiran aneh! kata diriku yang lain (?) Sapa aja, biar tau, Kata diriku yang lain.
"Gimana Tadi TPA?" tanyaku mencoba akrab...
"TPA apaan?" Jawabnya sekaligus tanyanya.
"Tes Potensi Akademik, Tes pertama di hari pertama SNMPTN," paparku singkat.
"Oh kamu peserta SNMPTN, aku nggak ikut aku lagi nunggu giliran buat masuk ke ruang pertemuan besar itu untuk verifikasi berkasku, Aku masuk lewat jalur Seleski Siswa Berprestasi (UBB)," ungkapnya panjang lebar sambil menatap sebuah gedung pertemuan di depan kami.
"Oh...." responku.
"My name's Ryan, and you?" tanyaku sok english. bukan sok tapi emang harus kayak gitu sama orang pinter, sekalian ngasah kemampuan sebelum tes ke dua yang ada bahasa inggrisnya.
"My name's Gilang, nice to meet you!" balasnya ramah. Aku melihat senyumnya, aku jadi ikut tersenyum dan waktu istirahatku menjadi benar-benar segar dengan pertemuan itu.
Selebihnya pembicaraan tambah luas, kita berjanji akan bertemu di bawah pohon ini lagi setelah hari SNMPTN berakhir, walaupun dia satu hari registrasi.
"Terima kasih ya, aku masuk dulu," kataku pamit.
"Ok, Good luck!" timpal Gilang sambil ngasih jempol.
***
Tes selanjutnya adalah Bidang Studi Dasar, Ada Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Waktu yang diberikan 60 menit. Soal 75. Bismillah.....
Aku bergelut lagi dengan soal sampai ada suara pengawas mengingatkan tinggal lima menit lagi. Ok, Semoga aku mendapatkan hasil terbaik.
Tengah hari, Sinar Mentari Panas Membakar. Seperti aku yang juga terbakar oleh Semangat saat ku dengar suara Ibu di handphoneku. "Semoga tes hari ini adalah pembuka jalan Ryan untuk menjadi Profesor," ungkap Ibu semangat....
Terima Kasih Bu....
kisah bersambung dulu....
#haduh ini postingan tgl 31-05-2011 -__-" tulisan fiksi saya aneh banget. hahahahah, baru sadar setelah satu tahun disimpan ternyata saya menemukan kata-kata yang aneh. Hahahha. memang untuk menulis harus sabar.
Silahkan dinikmati. ^_^
semangat....!!! salam kenal...:D
ReplyDeletesukses ya,,,semoga apa yg diimpikan menjadi kenyataan...Aamiin
ReplyDeletekeren
ReplyDelete