Dari sini |
Manusia Indonesia.
Begitu kaku tangan ini ketika menuliskan kedua kata tersebut.
Masih adakah manusia Indonesia di tengah gempuran arus globalisasi yang telah banyak mengkebiri jati diri bangsa ini?
Alamnya yang begitu kaya dan sumber daya manusia yang banyak tak menjadikan Indonesia semakin maju. Kenyataannya, kita menjadi negara paling potensial sebagai PASAR!
Masyarakatnya sekarang gampang tersulut emosi, Ironisnya dengan saudara sebangsanya. Ah, itu manusianya. Lalu bagaimana sumber daya alamnya yang melimpah. Melimpah iya, tapi mengelolanya perlu dipapa.
Dari sebuah seminar nasional ketahanan pangan, saya semakin merasa prihatin, ketika mengetahui pangan kita masih saja impor, padahal sumber daya alam melimpah ruah? kemanakah?
Pangan yang kita Impor tidak jauh dari pangan yang kita miliki, Beras!
Dan satu lagi, kita kecanduan Gandum. Sering sekali doyan makan mie, roti. Ah padahal menurut penelitian gandum itu bahaya bagi kesehatan.
Kembali pada pangan lokal!
Salah satu yang sangat bisa dilakukan.
Banyak sekali pangan lokal yang sangat potensial.
Di tanah terpendam umbi-umbian mulai dari ganyong, ketela, huwi.
Di permukaan kita bisa melihat pangan labu, semangka, melon.
Di atas menggantung banyak buah-buahan.
Hey, ini bisa dijadikan salah satu solusi untuk ketahanan pangan bangsa.
Tentu saja dengan adanya SDM berkualitas di bidang pertanian.
Tapi kenyataannya fakultas pertanian adalah sebatas penampungan.
Pilihan terkahir ketika mahasiswa memasuki dunia kampus.
Masih ada harapan...
Hati saya berkata demikian, ditengah carut marutnya bangsa.
Manusia Indonesia itu akan segera berhimpun.
Hey lihat saja para langkah kecil penerus generasi bangsa.
Yang tidak kenal menyerah pergi ke sekolah dengan menyebrangi sungai besar.
Namun, senyum itu tetap mengembang di bibir mereka.
Menikmati ilmu yang diajarkan para Pengajar Muda.
Duh hati saya terharu saat melihat video ini
Salah satu Pengajar Muda bernama Pak Guru Arif.
Adalah salah satu yang menjadi inspirasi saya selama kuliah.
Subhanallah, kebaikannya tidak akan pernah saya lupakan.
Terima kasih mas, dan selamat berjuang di Majene, Sulawesi Barat.
Mohon maaf saya dan Alf baru bisa mengirim dua Al Qur'an dan beberapa buku cerita anak ke Majene. Semoga bisa membantu untuk sarana mengaji anak-anak disana Mas.
2 Buah Al Quran dan Buku Anak |
Mungkin harus sabar menunggu. Karena setelah bertanya di Pos.
Paket baru nyampe setelah satu minggu. ^_^
Manusia Indonesia.
Jadilah kita manusia Indonesia. Yang bangga dengan bangsanya, tak gentar dengan arus globalisasi. Semoga Indonesia Lebih baik ke depan,
Tentu dengan apa yang kita bisa berikan.
Berikan yang terbaik untuk Indonesia!
Dimanapun kita berada.
Jadilah kita manusia Indonesia. Yang bangga dengan bangsanya, tak gentar dengan arus globalisasi. Semoga Indonesia Lebih baik ke depan,
Tentu dengan apa yang kita bisa berikan.
Berikan yang terbaik untuk Indonesia!
Dimanapun kita berada.
Captionnya 2 Buah Al Quran dan Buku Anak, perasaan itu gambar map deh mas :D
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletejadi inget sama Anis Baswedan
ReplyDeleteAku setuju dengan Una, kenapa malah map nya yang difoto mas?
ReplyDeletewah, salut buat pak guru arif. :)
ReplyDeletesekarang lagi gentar pengajar muda....
ReplyDeletehidup anak muda!!!
Waduh, negara pasar :-/
ReplyDeletelah kenapa ceritanya jadi ke duren sama stop map mas ? maaf aku jadi bingung
ReplyDeletesemestinya sih masih ada ya, manusia berhati manusia di Indonesia ini. ;)
ReplyDelete*manggut manggut*
ReplyDeletewalaupun baru 2 buah Insya Allah bermanfaat.kedepannya mudah2an akan lebih banyak lagi ya
ReplyDeletewah, semngat nasionalisme lagi terbakar nih mas..
ReplyDeletewah.. nice post gan.... lam kenal ya.. di tunggu follow backnya
ReplyDeleteada koq manusia indonesia.. kan kamu.. :D
ReplyDeletemasyaAllah
ReplyDelete^^
Betul sobat apalagi kini sepertinya pemuda-pemuda enggan untuk berprofesi sebagai petani, lebih tertarik kepada profesi-profesi yang dianggap lebih mentereng.
ReplyDeleteSubhanallah...
ReplyDeleteMerasa bersyukur banget karena banyak manusia muda Indonesia yang masih bersedia untuk terlibat dalam pendidikan generasi penerus di tempat yang jauh dari pusat2 keramaian...
salut buat postingannya rian ^^
ReplyDeletekeren ya mas, aku jadi pengen ngajar2 begitu :')
ReplyDeleteoiya, ironi indonesia juga banyak disangga papua. di kompas bilang, "kaya tapi menderita". kasihan sekali, seandainya saja saya bisa membantu mereka..
salam kenal
ReplyDeletesalam kenal
ReplyDeletesemoga pak guru arik juga ikut mengispirasi perjalanan hidup saya ya sob :) hehehe makasih sob pencerahannya
ReplyDelete