Judul: Rahasia Pengantin Baru
Penulis: Leyla Hana
Penerbit: Quanta (Imprint P.T Elex Media Komputindo)
Tebal: 200 hal
Terbit:November 2011
Harga:Rp 39.800
Penulis: Leyla Hana
Penerbit: Quanta (Imprint P.T Elex Media Komputindo)
Tebal: 200 hal
Terbit:November 2011
Harga:Rp 39.800
Secara naluriah, keinginan untuk berpasang-pasangan melaui jalan pernikahan dimiliki oleh semua manusia. Kecenderungan untuk berkasih sayang dengan lawan jenis dan memiliki keturunan adalah fitrah manusia. Jadi amatlah wajar jika seorang manusia memiliki keingnan untuk menikah.
Lalu bagaimana rasanya menikah itu? Jawaban yang terbayang adalah begitu indahnya masa pengantin baru. Pada saat itu semua terasa serba romantis. Lalu setelah melewati masa pengantin baru apakah keindahan itu akan terus berlangsung?
Kenyataannya pasangan pengantin baru akan menemui beberapa keputusan yang terkadang bisa menyulut perbedaan pandangan di antara suami dan istri. Seperti bagaimana ketika harus mengatasi konflik rumah tangga, rasa cemburu terhadap pasangan, perbedaan suku, pengaturan keuangan keluarga, komunikasi dengan mertua, sampai penentuan keturuanan.
Ibaratnya sebuah pernikahan adalah sketsa pemandangan hutan yang indah mempesona. Kita bisa melihat hijau pepohonan, warna-warni bunga, ranum buah-buahan, air terjun mempesona dan keindahan alam lainnya. Tetapi, tatkala kita memasukinya bersiap-siaplah menghadapi binatang buas dan hewan melata yang siap menerkam, tumbuhan beracun atau tersesaat didalamnya.
Begitulah sekilas isi buku ini. Di bagian awal pembaca akan diajak untuk melihat fenomena keindahan setelah menikah, asiknya menjadi pengantin baru dan tentu saja bahagia karena mendapatkan pasangan hidup. Paparan selanjutnya pembaca akan mendapatkan realita kehidupan pengantin baru yang pasti berhadapan dengan berbagai permasalahan di dalamnya. Membaca buku ini, pembaca seperti diberikan kunci untuk membongkar ruang-ruang rahasia kehidupan pengantin baru. Karena pembaca akan di ajak masuk ke dalam kehidupan rumah tangga yang memiliki banyak kisah dan bagaimana cara terbaik dalam menyikapinya.
Sejujurnya buku ini sangat direkomendasikan bagi yang belum menikah. Membaca buku ini, pertanyaan-pertanyaan yang bergelayutan dalam benak kita (yang belum menikah) satu persatu berjatuhan karena jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu secara lengkap bisa ditemukan dalam buku ini. Sehingga keragu-raguan dalam hati tidak lagi semakin menggelembung tetapi semakin mengempis sekaligus memupuk keyakinan bahwa menikah itu menyenangkan apabila kita bisa menyikapi setiap permasalahan dalam rumah tangga secara bijak dengan berkaca pada kisah-kisah yang terdapat dalam buku ini.
Setiap kisah dalam buku ini menggunakan kombinasi kisah nyata berhikmah dari penulisnya dan kisah pengantin baru lainnya sehingga dengan membaca buku ini pembaca tidak saja mendapatkan kunci untuk bisa membongkar pintu kehidupan pengantin baru tetapi pembaca juga mendapatkan pemandu setia dalam menjelajahi ruang kehidupan rumah tangga penganti baru yaitu penulis buku ini. Tentu saja, pembaca akan betah berlama-lama membaca buku ini karena akan terasa sekali bahwa penulis ada disampingnya. Penulis menceritakan dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti dan sesekali mengajak pembaca tersenyum karena malu saat diajak mengintip malam pertama, sebal karena dihadapakan pada permasalahan cemburu, sedih saat mendengar cerita perselingkuhan, pusing ketika dihadapkan pada keuangan keluarga sampai diajak berfikir bagaimana menentukan apakah tinggal bersama mertua atau tinggal di rumah sendiri yang tentu saja perlu memerlukan biaya besar?
Beberapa kisah tersebut selain disuguhkan berdasarkan kisah nyata penulis maupun kisah dari berbagai sumber lain, pada bagian akhir diberikan tips dan trik bagaimana cara menyelesaikan permasalahan rumah tangga yang sering terjadi. Pembaca akan diajak untuk menentukan sendiri pilihan alternatif penyelesaiannya sehingga tidak memaksakan untuk tunduk pada tips dan trik yang diberikan penulis. Oleh karenanya, buku ini selain direkomendasikan bagi yang belum menikah, buku ini sangat cocok untuk calon pasangan yang berniat untuk menikah, baru saja menikah bahkan pasangan yang sudah menikah bertahun-tahunpun direkomendasikan membaca buku ini.
Namun, saya menemukan dua hal yang membuat saya kurang nyaman saat membaca buku ini seperti kerancuan pada kalimat di halaman 66, “Memangnya seperti sih rasanya tinggal di rumah orang tua?” dan pada halaman 122 dengan adanya kata ‘tidak becus’. Saya merasa kurang nyaman dengan pemilihan kata ini, atau mungkin kata ini digunakan sebagai penegas? Hanya itu saja yang membuat saya kurang nyaman selebihnya saya sangat menikmati buku ini.
Sejatinya ketika kita memutuskan menikah, kita harus bisa dan siap menerima kenyataan bahwa tidak ada kesempurnaan pada pasangan kita. Maka bersiaplah untuk menjadi pelengkap kekurangan pasangan dengan saling pengertian, komunikasi dan saling terbuka atas apa yang dirasakan selama menjalani hidup berdua dan kita juga harus siap apabila kita Allah SWT menjemput terlebih dahulu pasangan kita. “Ketika kita menikha bukan hanya menikahi raga pasangan kita, tetapi juga umurnya. Maka bersiaplah untuk kehilangan, karena kita tidak pernah tahu takdir umur pasangan kita (hal 174).”
Kenyataannya pasangan pengantin baru akan menemui beberapa keputusan yang terkadang bisa menyulut perbedaan pandangan di antara suami dan istri. Seperti bagaimana ketika harus mengatasi konflik rumah tangga, rasa cemburu terhadap pasangan, perbedaan suku, pengaturan keuangan keluarga, komunikasi dengan mertua, sampai penentuan keturuanan.
Ibaratnya sebuah pernikahan adalah sketsa pemandangan hutan yang indah mempesona. Kita bisa melihat hijau pepohonan, warna-warni bunga, ranum buah-buahan, air terjun mempesona dan keindahan alam lainnya. Tetapi, tatkala kita memasukinya bersiap-siaplah menghadapi binatang buas dan hewan melata yang siap menerkam, tumbuhan beracun atau tersesaat didalamnya.
Begitulah sekilas isi buku ini. Di bagian awal pembaca akan diajak untuk melihat fenomena keindahan setelah menikah, asiknya menjadi pengantin baru dan tentu saja bahagia karena mendapatkan pasangan hidup. Paparan selanjutnya pembaca akan mendapatkan realita kehidupan pengantin baru yang pasti berhadapan dengan berbagai permasalahan di dalamnya. Membaca buku ini, pembaca seperti diberikan kunci untuk membongkar ruang-ruang rahasia kehidupan pengantin baru. Karena pembaca akan di ajak masuk ke dalam kehidupan rumah tangga yang memiliki banyak kisah dan bagaimana cara terbaik dalam menyikapinya.
Sejujurnya buku ini sangat direkomendasikan bagi yang belum menikah. Membaca buku ini, pertanyaan-pertanyaan yang bergelayutan dalam benak kita (yang belum menikah) satu persatu berjatuhan karena jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu secara lengkap bisa ditemukan dalam buku ini. Sehingga keragu-raguan dalam hati tidak lagi semakin menggelembung tetapi semakin mengempis sekaligus memupuk keyakinan bahwa menikah itu menyenangkan apabila kita bisa menyikapi setiap permasalahan dalam rumah tangga secara bijak dengan berkaca pada kisah-kisah yang terdapat dalam buku ini.
Setiap kisah dalam buku ini menggunakan kombinasi kisah nyata berhikmah dari penulisnya dan kisah pengantin baru lainnya sehingga dengan membaca buku ini pembaca tidak saja mendapatkan kunci untuk bisa membongkar pintu kehidupan pengantin baru tetapi pembaca juga mendapatkan pemandu setia dalam menjelajahi ruang kehidupan rumah tangga penganti baru yaitu penulis buku ini. Tentu saja, pembaca akan betah berlama-lama membaca buku ini karena akan terasa sekali bahwa penulis ada disampingnya. Penulis menceritakan dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti dan sesekali mengajak pembaca tersenyum karena malu saat diajak mengintip malam pertama, sebal karena dihadapakan pada permasalahan cemburu, sedih saat mendengar cerita perselingkuhan, pusing ketika dihadapkan pada keuangan keluarga sampai diajak berfikir bagaimana menentukan apakah tinggal bersama mertua atau tinggal di rumah sendiri yang tentu saja perlu memerlukan biaya besar?
Beberapa kisah tersebut selain disuguhkan berdasarkan kisah nyata penulis maupun kisah dari berbagai sumber lain, pada bagian akhir diberikan tips dan trik bagaimana cara menyelesaikan permasalahan rumah tangga yang sering terjadi. Pembaca akan diajak untuk menentukan sendiri pilihan alternatif penyelesaiannya sehingga tidak memaksakan untuk tunduk pada tips dan trik yang diberikan penulis. Oleh karenanya, buku ini selain direkomendasikan bagi yang belum menikah, buku ini sangat cocok untuk calon pasangan yang berniat untuk menikah, baru saja menikah bahkan pasangan yang sudah menikah bertahun-tahunpun direkomendasikan membaca buku ini.
Namun, saya menemukan dua hal yang membuat saya kurang nyaman saat membaca buku ini seperti kerancuan pada kalimat di halaman 66, “Memangnya seperti sih rasanya tinggal di rumah orang tua?” dan pada halaman 122 dengan adanya kata ‘tidak becus’. Saya merasa kurang nyaman dengan pemilihan kata ini, atau mungkin kata ini digunakan sebagai penegas? Hanya itu saja yang membuat saya kurang nyaman selebihnya saya sangat menikmati buku ini.
Sejatinya ketika kita memutuskan menikah, kita harus bisa dan siap menerima kenyataan bahwa tidak ada kesempurnaan pada pasangan kita. Maka bersiaplah untuk menjadi pelengkap kekurangan pasangan dengan saling pengertian, komunikasi dan saling terbuka atas apa yang dirasakan selama menjalani hidup berdua dan kita juga harus siap apabila kita Allah SWT menjemput terlebih dahulu pasangan kita. “Ketika kita menikha bukan hanya menikahi raga pasangan kita, tetapi juga umurnya. Maka bersiaplah untuk kehilangan, karena kita tidak pernah tahu takdir umur pasangan kita (hal 174).”
Bagi saya buku ini seperti sebuah kunci yang akan membongkar ruang-ruang rahasia pengantin baru. Rahasia nikmatnya menikah dan permasalahan yang ada di dalamnya. Penasaran dengan hasil apa yang anda dapatkan setelah berhasil memasukinya? Bongkar jawabannya dengan membaca buku ini!
Sepertinya merupakan buku yang layak dimiliki oleh calon pengantin ya... :)
ReplyDeleteHebat nih Rian..buku baru terbit milik mbak Hana sudah dimiliki..salut buat reviewnya..mbak hana pasti bersukacita nih ada yg mereview bukunya..:)
ReplyDeleteoia, template baru ya??
Jadi mupeng euy hahaha
ReplyDeletekayaknya cocok sekali buku ini dengan status saya yg msh belum menikah hehe.. Setidaknya jadi ada pesan2 bijak spt halnya pesan dari org2 yg sudah pengalaman berumah tangga.
ReplyDeleteTerimakasih reviewnya :))
walau udah nikah, masih boleh baca buku itu kan. kali aja ada rahasia yang belum saya tahu.
ReplyDeleteyang sudah nikah baca buku ini agar lebih baik lagu. Rian sudah menikah belum ya? :-D
ReplyDeleteCoba-coba kotak komentar yang bisa langsung Reply dari Mas Baha...
ReplyDeleteeh masih susah nggak bisa ya?
HELP!
@arr rian
ReplyDeleteeh kayak gini bukan?
@Baha Andes
ReplyDeleteKang Baha kalo seperti ini dah bener belum ya?
@arr rian
ReplyDeleteeh sudah berhasil sepertinya,,,
udah coba tiga kali akhirnya berhasil juga ^_^
@kakaakin
ReplyDeleteTerutama yang Belum jadi 'Calon',
^_^
@ketty husnia
ReplyDeleteAlhamdulillah, ini juga hasil dari hadiah dari Mbak Leyla, GRATIS
Tapi syaratnya Resensi Bunda :)
Iya, templete baru ijo-ijo biar seger.. ^_^
@Yayack Faqih
ReplyDeleteBetul sekali Mas, ini recomended deh bagi yang belum menikah.. ^____^
@rusydi hikmawan
ReplyDeleteBoleh Banget mas, soalnya ini kebanyakan ceritanya diambil dari pengalaman yang sudah nikah, jadi siapa tahu kalau nemuin permasalahan solusinya bisa ada di buku ini ^___^
@Lidya - Mama Pascal
ReplyDeleteBelum Mamah ^____^, eh bukunya sudah dikirm Mah?
@arr rian
ReplyDeleteAlhamdulillah senangnya bisa jawab langsung comentnya,,,
Hatur nuhun Kang Baha. ^___^
moga Nay bisa sesegera menikah..:) #mupeng
ReplyDeletewah,
ReplyDeletekalau saya belum ada niat baca buku dengan tema seperti itu mas, hehe..
untuk yang sudah menikah perlu juga membaca buku ini lho, barangkali masih perlu lagi untuk nambah wawasan
ReplyDeletesemoga aku bisa cepet menemukan imam ku amin, aku suka banget ma kalimat yangini ;
ReplyDelete"Sejatinya ketika kita memutuskan menikah, kita harus bisa dan siap menerima kenyataan bahwa tidak ada kesempurnaan pada pasangan kita. Maka bersiaplah untuk menjadi pelengkap kekurangan pasangan dengan saling pengertian, komunikasi dan saling terbuka atas apa yang dirasakan selama menjalani hidup berdua dan kita juga harus siap apabila kita Allah SWT menjemput terlebih dahulu pasangan kita. “Ketika kita menikha bukan hanya menikahi raga pasangan kita, tetapi juga umurnya. Maka bersiaplah untuk kehilangan, karena kita tidak pernah tahu takdir umur pasangan kita (hal 174).”
maksih yaa.. review bukunya :)
belajar bisa dari sudut manapun, tapi rasanya buku ini menarik untuk di baca.
ReplyDeleteMakasih ya, Rian.. dah diresensikan. Tinggal mempraktekkan isi bukunya ^^
ReplyDeletenice gan sharingnya
ReplyDeletei wanna read the book
@Naya Elbetawi
ReplyDeleteAamiin Ya Rabb ^_^
@Yudi Darmawan
ReplyDeleteHehehee,,nambah ilmu tidak maslah Mas Yudi ^_^
@Thanjawa Arif
ReplyDeleteBetul betul betul...silahkan mas belu bukunya :P
@selvi
ReplyDeleteAamiin Ya Rabb,
@Obrolan Blogger.com
ReplyDeleteSangat Menarik mas, saya rekomendasikan :)
@Leyla Hana Menulis
ReplyDeleteWah, dikunjungi penulis buku ini.
Senangnyaaaaa ^____^
Saya juga mengucapkan terima kasih Mbak, atas kepercayaannya diberikan buku ini untuk di resensi.
Sejujurnya pertanyaan-pertanyaan saya tentang pernikahan bisa saya temukan jawabannya di buku ini.
Tinggal Praktek :D
Doain Mbak ^___^
@4kopisusu Online
ReplyDeleteBuy this book,
and enjoy. ^____^
wah~
ReplyDeleteaksi bongkarannn~
rumah mas rian baruuuu ^^
ayayayay ak masih kecil belum boleh lah baca buku ini :P
ReplyDeleteduh jadi pengen cepet-cepet nikah nih :D
ReplyDeleteBaca itu jadi pengen nikah po mas? :D
ReplyDeleteSaya terkejut ketika sampai kesini, karena sudah lama tak kesini bang, template birunya dari bang iskandar berubah jadi hijau gini hehehe tapi keren, reviewnya juga ^_^
ReplyDeleteudah lama g mampir jadi keren euyyy rumahnya rian, mangstappp...
ReplyDeletebarakallah ya, lho.. :D
@jiah al jafara
ReplyDeleteAlhamdulillah ya :D
@Fiction's World
ReplyDeleteUntuk anak kok coba2 :P
@Herry
ReplyDeleteAlhamdulillah, seoga lancar:D
@Untje van Wiebs
ReplyDeleteSedikit :P
@BasithKA
ReplyDeleteMakasih ya,
pengen ganti suasana aja :D
@OEN-OEN
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih. :D
Subhannallah yaa...postingan na keren.. Susanto deyh, xixixixix....
ReplyDeletesalam kenal yaa rian :)