Ada 3 Pertanyaan paling mendasar dan penting yang harus djawab oleh kita sebagai manusia ketika dilahirkan ke dunia ini?
Apa saja itu?
1. Darimana kita berasal?
2. Akan kemana kita kembali?
3. Untuk Apa Kita hidup di dunia ini?
Ketiga pertanyaan penting itu kadang kita sendiri kewalahan menjawabnya, padahal ketika kita bisa menemukan jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut, kita akan lebih mudah memaknai hidup.
Ah, bukan kita saja yang kewalahan, lihat saja banyak pemikir dan para sufi menghabiskan waktu yang mereka miliki hanya untuk menemukan jawaban atas ketiga pertanyaan itu. Dan menyimpulkan berbagai aliran tentang makna hidup ini, mulai dari aliran pesimistik Arthur Schopenhauer yang menyimpulkan "Life is a teribble joke". Menurut pengalaman hidupnya dia menyimpulkan bahwa Tuhan sedang bermain-main dengan manusia karena menciptakan manusia, menjadinnya bayi, dewasa kemudian mati. Itu saja. Sedangkan aliran positivistik menyimpulkan "Life is beautiful". aliran ini dianut oleh Aguste Comte dan Immanuel Kant.
Di kalangan Sufi, ada Maulana Jalaludin Rumi, setelah pengembaraan sufistiknya juga tidak menemukan jawaban, akhirnya ia mengirim pesan romantis kepada Tuhannya. "Whoever brought me should take me home".
Dengan ungkpan seperti itu, Rumi seperti sedang bercanda dengan Tuhannya,
"Terserahlah siapapun yang membawaku terdampar di dunia seperti ini, Ia wajib membawaku Pulang,"
Haduh, begitu sulitnya ya menemukan jawaban atas ketiga pertanyaan itu yang bisa menjawab APA MAKNA HIDUP ITU? sampai banyak pemikir dan filsuf lain sulit menyimpulkan jawaban atas ketiga pertanyaan itu.
Dan sungguh beruntung seorang Muslim itu, jawaban dua dari pertanyaan itu telah ada jawabannya di dalam Al-Qur'an.
"Yaitu orang-orang yang bila tertimpa musibah, mereka akan mengatakan, "Sesunggugnya kami semua berasal dari Allah dan hanya kepadaNyalah kami semua kembali". (QS; Al Baqarah:156).
Perhatikan ayat Al-Qur'an berikut ini.
"Dialah (Allah) yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapa diantara kalian yang paling baik perbuatannya, dan Dia Mahaperkasa lag Maha Pengampun," (QS;Al Mulk:2)
Dari penjelasan Al-Qur'an diatas terlihat bahwa jawaban atas pertanyaan Untuk Apa Hidup? adalah Allah ingin menguji siapa diantara manusia yang paling baik perbuatannya. Jadi kehidupan ini adalah kontes perbuatan baik antar manusia dengan Allah dan Malaikat sebagai jurinya.
Ada kontes ada penghargaan, semakin banyak kita berbuat baik maka Allah juga akan semakin banyak memberikan penghargaan pada kita. Kesimpulan dari Makna Hidup adalah kita menyadari bahwa diri kita adalah berasal dari Allah dan akan kembali PadaNya, maka selagi hidup isilah dengan berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga pada saatnya nanti kita akan kembali pada Allah dengan suka cita, seperti pertemuan pertama kita dengan Allah di alam ruh. Hemm,,, jadi sangat merindukan pertemuan itu lagi, berjumpa dengan Allah SWT.
Masih ingat tidak pertemuan kita dengan Allah? Saat di alam ruh. Bahkan ada perjanjian disana.
Wah bahasan ini lebih mengesankan, mungkin lain kali saya tuliskan. :D
Rangkuman dari Bab Pertama Makna Hidup dari Buku Memaknai Kerja Yuslam Fauzi, Dirut Bank Syariah Mandiri.
Apa saja itu?
1. Darimana kita berasal?
2. Akan kemana kita kembali?
3. Untuk Apa Kita hidup di dunia ini?
Ketiga pertanyaan penting itu kadang kita sendiri kewalahan menjawabnya, padahal ketika kita bisa menemukan jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut, kita akan lebih mudah memaknai hidup.
Ah, bukan kita saja yang kewalahan, lihat saja banyak pemikir dan para sufi menghabiskan waktu yang mereka miliki hanya untuk menemukan jawaban atas ketiga pertanyaan itu. Dan menyimpulkan berbagai aliran tentang makna hidup ini, mulai dari aliran pesimistik Arthur Schopenhauer yang menyimpulkan "Life is a teribble joke". Menurut pengalaman hidupnya dia menyimpulkan bahwa Tuhan sedang bermain-main dengan manusia karena menciptakan manusia, menjadinnya bayi, dewasa kemudian mati. Itu saja. Sedangkan aliran positivistik menyimpulkan "Life is beautiful". aliran ini dianut oleh Aguste Comte dan Immanuel Kant.
Di kalangan Sufi, ada Maulana Jalaludin Rumi, setelah pengembaraan sufistiknya juga tidak menemukan jawaban, akhirnya ia mengirim pesan romantis kepada Tuhannya. "Whoever brought me should take me home".
Dengan ungkpan seperti itu, Rumi seperti sedang bercanda dengan Tuhannya,
"Terserahlah siapapun yang membawaku terdampar di dunia seperti ini, Ia wajib membawaku Pulang,"
Haduh, begitu sulitnya ya menemukan jawaban atas ketiga pertanyaan itu yang bisa menjawab APA MAKNA HIDUP ITU? sampai banyak pemikir dan filsuf lain sulit menyimpulkan jawaban atas ketiga pertanyaan itu.
Dan sungguh beruntung seorang Muslim itu, jawaban dua dari pertanyaan itu telah ada jawabannya di dalam Al-Qur'an.
"Yaitu orang-orang yang bila tertimpa musibah, mereka akan mengatakan, "Sesunggugnya kami semua berasal dari Allah dan hanya kepadaNyalah kami semua kembali". (QS; Al Baqarah:156).
Jadi, hidup ini adalah 'sebuah perjalanan melingkar'. Kita mulai kehidupan berangkat dari Allah, kemudian naik mendaki yaitu proses belajar menuju kemandirian, dimulai dari balita hingga dewasa, kemudian terus naik yaitu mengisi dan memaknai hidup dan pada akhirnya kembali lagi pada Allah.Alhamdulillah, dua dari tiga pertanyaan penting sudah bisa ketahui jawabannya dari Al-Qur'an. lalu pertanyaan ketiga Untuk apa kita hidup? Jawabannya ternyata ada juga di Al-Qur'an.
Perhatikan ayat Al-Qur'an berikut ini.
"Dialah (Allah) yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapa diantara kalian yang paling baik perbuatannya, dan Dia Mahaperkasa lag Maha Pengampun," (QS;Al Mulk:2)
Dari penjelasan Al-Qur'an diatas terlihat bahwa jawaban atas pertanyaan Untuk Apa Hidup? adalah Allah ingin menguji siapa diantara manusia yang paling baik perbuatannya. Jadi kehidupan ini adalah kontes perbuatan baik antar manusia dengan Allah dan Malaikat sebagai jurinya.
Ada kontes ada penghargaan, semakin banyak kita berbuat baik maka Allah juga akan semakin banyak memberikan penghargaan pada kita. Kesimpulan dari Makna Hidup adalah kita menyadari bahwa diri kita adalah berasal dari Allah dan akan kembali PadaNya, maka selagi hidup isilah dengan berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga pada saatnya nanti kita akan kembali pada Allah dengan suka cita, seperti pertemuan pertama kita dengan Allah di alam ruh. Hemm,,, jadi sangat merindukan pertemuan itu lagi, berjumpa dengan Allah SWT.
Masih ingat tidak pertemuan kita dengan Allah? Saat di alam ruh. Bahkan ada perjanjian disana.
Wah bahasan ini lebih mengesankan, mungkin lain kali saya tuliskan. :D
Rangkuman dari Bab Pertama Makna Hidup dari Buku Memaknai Kerja Yuslam Fauzi, Dirut Bank Syariah Mandiri.
Kenapa kudu dimoderasi? #inget diri sendiri juga dimoderasi :D
ReplyDeleteSekarang bahasannya serius banget, Om. Btw, makasih udah bagi2 cerita dari buku yang dibaca. Suwunnn
OOT, nggak nulis testimoni untuk surat anak2 di Papua? Saya tunggu, yah...
ikutan nyimak :)
ReplyDelete@anazkia
ReplyDeletepertanyaan yang bisa dijawab sama mbak sendiri (pelaku moderasi komentar),
Bahasanya serius?
(ini kan rangkuman dari buku yang saya baca mbak Anaz)
Untuk testimoni saya sudah kirim ya :D
sebenarnya itu pertanyaan mudah
ReplyDeletehanya manusia saja yang mempersulitnya :)
kita akan ditanya jg dgn 3 prtanyaan saat dialam kubur:
ReplyDeletedatang padanya dua malaikat (yaitu malaikat Munkar dan Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga pertanyaan.
Pertanyaan pertama, “Man Robbuka?” … Siapakah Robbmu?
Kedua, “Wa maa diinuka?” … dan apakah agamamu?
Ketiga, “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?
klo didunia mudah dijawab tp blum tentu mudah kita jawab diaalam kubur...!, smg Allah mberi hidayah kpd kita semua gar mudah menjwab tiga prtanyan diatas...Aamiin3x yaaaa Rabb...
syukran sobat dah mengingatkan... :)
ReplyDeletepertanyaan yang sangat penting :)
ReplyDeletekunjungan hangat.. kunjung balik ya. jangan lupa follownya.. :D
ReplyDeletenyimak duluuuuu
ReplyDeleteSaya tidak bisa menjawab pertanyaan itu, saya hanya bisa menjalani perintahNya. Semoga Allah berkehendak lain. Saya sendiri bingung kenapa saya hidup di Dunia ini. Ya Allah...maafkanlah hambamu ini.
ReplyDeleteinnalillah, kami telah dibutakan oleh dunia..
ReplyDeleteberikan kami taubat ya Rabb..