“Selamat Pagi Dunia!”
Sapaku ceria pada dunia di pagi senin yang cerah ini.
“Selamat Pagi Cinta!”
Sapaku pada hamster yang aku dapat dari seorang kamu.
Di hari yang cerah ini, aku berharap bisa meluluhkan hatimu, mencairkan kemarahanmu dan mengungkapkan apa yang tidak kuketahui darimu, berapa hari lalu aku melihatmu bermuka masam. Menundukan pandangan dan berjalan gontai ketika berpapasan denganku. Tidak seperti biasanya. Tidak seperti hari-hari yang telah kita lalui sebelumnya. Aku memendam tanya.
Pendaman tanyaku telah menjamur.
Membuatku berani untuk mengajakmu bertemu di taman pagi ini juga.
Dan kamu mengatakan
“Iya, aku tunggu”
Jawabanmu, akhirnya memotivasiku untuk mampir sebentar membeli ice cream coklat kesukaanmu.
Ya, aku membelikanmu ice cream loh. Berharap dengan ini, hatimu bisa lebih mencair dan kamu akan mengalirkan curahan hatimu padaku. Aku sangat berharap itu. Aku sungguh berharap menjadi mangkuk yang menampung curahan hatimu.
Udara pagi ini begitu segar. Awan berlayar tinggi. Mentari bersinar hangat. Langit berwarna biru terang. Pepohonan hijau di sekeliling taman meneduhkan.
Dan hatiku mulai bingar. Bingar ketika melihatmu tersenyum riang menyambutku di bangku taman. Bangku taman yang didampingi pohon randu yang beranjak tumbuh tinggi.
Hatiku berdesir. Lembut dan hangat. Aku melangkah semangat.
“Selamat Pagi Boy!” Sapaku riang.
“Selamat Pagi Girl!” Sapamu sambil tersenyum.
Aku memposisikan dudukku agak menjauh, aku tahu kehadiranku sedikit menganggumu. Maka, aku berikan ice cream itu kehadapanmu. Kamu menerima dan langsung membukanya. Menikmatinya. Kamu menikmati ice cream itu.
Aku siap menjadi mangkuk. Aku siap menjadi mangkuk curahan hatimu. Hatiku berteriak sendiri.
Dan detik menjelma menit, menit telah berkembang biak-lama.
Suasana tenang. Ungkapan hati yang kutunggu tak kunjung datang.
“Bagaimana kabarmu?” Tanyaku hati-hati.
Kamu masih menikmati ice cream. Aku menikmati sikap diammu. Jiwamu tidak bersama ragamu. Aku sadar aku telah jadi mangkuk itu.Namun mangkuk batu di ruang dapur. Terpojokkan. Dilupakan.
Sesaat aku juga membisu. Membiarkan sunyi itu menjadi teman ketiga pagi ini.
Sebuah daun kering jatuh tepat didepanku.
Daun jatuh itu, mengingatkan aku pada waktu itu. Waktu dimana kita pertama kali bertemu. Saat musim kemarau, saat jatuhan daun-daun kering pohon randu dan kapas putihnya membuat Cinta-hamster kamu-semakin lincah memutari rolling ball. Aku tidak menduga, Cinta secara ikhlas kamu berikan padaku. Kata kamu Cinta itu adalah sebagai tanda persahabatan kita.
“Sapa dia setiap pagi ya!” Pesan kamu setelah Cinta jadi milikku. Dan kamu tahu aku selalu menyapa Cinta pada pagi hari. Dan aku selalu melakukannya. Sesuai pesanmu padaku.
Mengingat cinta aku tidak bisa menahan kata.
“Cinta sekarang semakin gemuk loh!”
Kamu masih diam. Jiwamu telah pergi. Dan aku tidak tahu kemana.
Aku lihat, pandanganmu meluas. Tak fokus.
Dan itu, adalah sebuah tanda. Bahwa kamu ingin sendiri. Tanpa tanya. Tanpa aku. Tanpa kabar Cinta.
Ya, sudah. Aku mengerti.
Kamu ingin sendiri.
Aku lebih baik pergi.
Ice Creamku belum terentuh. Telah melumer. Membasahi telapak tanganku.
Dingin. Aku baru merasakan rasa itu setelah aku beranjak darimu.
Boy, tenang saja. Aku akan sampaikan pada Cinta. Bahwa kamu akan datang menjenguk.
Cinta, sabar ya. Ada pesan dari Boy untukmu.
Girl, itu aku. Hanyalah mangkuk batu yang berharap terisi.
(Terinsiprasi dari bahasan Koran Jawa Pos tentang sifat laki-laki salah satunya-selalu ingin sendiri kalo lagi punya masalah-)
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung.Happy Blogging