Hujan, Aku Jatuh Cinta.

Tik Tik Tik

Hujan turun kembali menyapaku

Hadirkan kenangan Tentang kita,

Walaupun kini jauh 

Kau dan aku...

Asep tidak bisa melanjutkan lirik lagu yang pernah bernyanyi di hatinya 

Aku ingat lagu ini. Aku menyanyikannya bersama seorang perempuan. Dia... Asep menggantungkan kata yang ingin diucapkan. Ingatannya tak bisa menerjemahkan kata “Dia” menjadi seseorang pernah singgah di kehidupannya. 

Dia...

Asep kembali menggantungkan kata itu. 

Siapa? 
Gemuruh angin badai di luar kamar,membuatnya semakin tidak bisa mengingat perempuan itu. Deras hujan yang datang, tidak berhasil menyeretnya ke masa lalu. 
Hujan, tolong bantu aku mengingingat perempuan itu. 
Asep mengiba pada jatuhan rintik hujan, berharap rintik hujan itu membentuk sebuah wajah. 
Tok Tok Tok. 
Asep terjaga. Seorang perempuan kemudian masuk ke kamar Asep lalu tersenyum.
“Sebaiknya Mas Adit istirahat,” ungkap perempuan itu.
“Namaku Asep, bukan Adit! Kamu siapa?” Asep ingat namanya, nama yang sering dipanggil perempuan yang saat ini susah payah Asep ingat. 
“Mas Adit sakit, jadi harus istirahat,” ucap perempuan itu lagi sambil menutup jendela kamar. 
Ruangan gelap, suara rintik hujan dan angin yang memenuhi kamar itu. Kepala Asep berat, tak mampu lagi ia bertahan. Ambruk di pembaringan.
“Mas Adit kamu adalah milikku, tidak ada yang boleh memilikimu selain aku,” bisik perempuan itu saat memnutupi tubuh Asep dengan selimut. 
Hujan deras mengguyur rumah tua itu. 

*** 

Pada suatu jendela, suara lembut perempuan itu menyanyikan sebuah lagu persembahan untuk gerimis yang sedang turun.

Kau dan Aku
Akan selalu bersama
Menikmati indahnya hujan 
Hujan,Aku Jatuh Cinta 

Hatinya terasa penuh saat menyanyikan lagu itu. Walaupun air mata sudah memenuhi kedua pipinya. Dimanakah kau kini? Hatinya hancur saat mengucapkat kalimat tanya itu. 

Sebuah Prolog 
"Hujan, Aku Jatuh Cinta"