Sep 10, 2012

Perasaan itu....

Kamu menatap mataku dalam, seorang bocah berlari-lari mmengelilingiku, kamu? ada pertanyaan yang tiba-tiba muncul sendiri. Tapi sebelum aku menemukan jawaban itu, entah hatiku waktu itu mendorong untuk memelukmu dengan penuh. Seakan ingin menumpahkan segala keresahan di dalam hati. 

Plong! bagaikan air yang habis meninggalkan botol tanpa sisa, begitupun perasaan yang tadinya penuh dengan benang kesemerawutan hidup, hilang begitu saja, terurai satu-satu. Sisanya aku merasakan kedamaian luar biasa.

Hari berikutnya sama, setelah aku muak dengan pekerjaanku dan hal remeh dunia saat kembali menatap matamu dan memelukmu, tak ada lagi beban itu, kamu telah meluluhlenyapkan perasaan sesak itu. Lalu saat kugendong bocah kecil itu dan tertawa bersama seakan permasalah di dunia ini tidaklah ada apa-apanya, aku ingin merasakan persaan damai, tenang dan bahagia ini selamanya, kembali melanjutkan perasaan ini di SyurgaNya.

Eh, apa perempuan itu adalah istriku? dan bocah itu adalah anakku? kapan menikahnya? Berbondong pertanyaan itu terjawab sudah saat melihat senyuman orang-orang di sekelilingku. Mereka tampak bahagia melihatku didampingi perempuan ini dan bocah itu. Aku sudah menikah! Hatiku senang bukan main, aku segera menghamburkan diriku untuk memeluk perempuan itu lagi. Dia kan sudah sah sebagai istriku, benar-benar halal dan bernilai ibadah. Aku ingin terus bersamamu..bisikku
perasaan damai, tenang dan bahagia itu kembali hadir.

"Rian!Sahuuurrr...Bangunnnnnn....!"

Eh?
Mimpi?
Aku bangun dengan ragu, dinding putih dan berbagai isi kamar yang begitu kukenal. 
Ya, aku hanya bermimpi!
Aku sahur sambil terus mengingat-ngingat mimpi itu, mengingat lagi wajah perempuan itu. Cantik, apakah aku mengenalnya? #ahJanganDilanjutkan #Sudah! :P

Alhamdulillah, setidaknya walupun hanya mimpi, ada sebuah kelegaan dan ketenangan yang tercipta di dalam hati. Bisa jadi ini adalah.... Ah.. (jadi malu)

Setelah solat subuh aku mencoba menenangkan diri, membaca Al Qur'an dan surat yang kubaca adalah surat Yunus, Aku terdiam dan termenung sendiri sampai pada sebuah ayat ketiga puluh satu. Ayat yang telah menjawab segala keraguan dan sejuta pertanyaanku....
Ya Rabbi. T_T

6 comments:

  1. Kebelet nikah ini mah.... hayuk saya siap jadi penghulunya ... kaburrrrr

    ReplyDelete
  2. Ini mah kebelet nikah :) siap jadi penghulu !!

    ReplyDelete
  3. Ternyata hanya mimpi, semoga segera menjadi kenyataan :)

    ReplyDelete

Terima Kasih sudah berkunjung.Happy Blogging