Kalau tidak dipaksa oleh Indra, mungkin Andi masih galau atas kejadian HP nya yang hilang setelah ikutan job fair kemarin. Pasalnya Andi tidak tahu apakah galeri provider sim card HP nya itu buka atau tidak pada hari minggu. Namun Indra meyakinkan perlu dicoba dan memang harus dicoba, mengingat akan banyak sekali informasi setelah ikutan job fair bukan?
"Betul kan tetap buka walaupun hari minggu!" tegas Indra sambil memarkir sepeda motornya.
Andi terlihat senang dan langsung ngeluyur pergi memasuki galeri.
Indra hanya menghela nafas sambil mengangkat kedua bahunya.
Indra memasuki galeri itu untuk pertama kalinya. Matanya tertuju mencari Andi. Galeri yang tidak terlalu luas itu membuat Indra dengan mudah melihat Andi yang sudah duduk di depan meja CS. Indra melangkah lagi untuk menyusul Andi, sekalian Ia juga ingin membeli kartu perdana bagi modemnya yang sudah lama tak digunakan.
Langkah Indra terhenti saat melihat seorang perempuan yang sedang mengotak-atik remote tv. Indra terdiam sejenak, memori enam tahun lalu itu berhamburan mengisi kepalanya. Hey dia kan....
"Mi..." ucap Indra ragu-ragu.
Perempuan yang disapa Indra sejenak terdiam. mencari arah suara dan melihat sosok Indra yang sudah senyum lebar.
"Indra!.... apa kabar? tambah subur aja" sapa perempuan itu menjabat tangan Indra sambil tersenyum.
"Baik,kamu tetap langsing aja Ami," Indra balas menyapa sekenanya,
Keduanya tertawa.
"Kamu masih di Malang? kerjanya tetap juga?" Ami tanya ini itu sambil tetap mengotak-atik remote tv.
"Masih, sudah lama di galeri ini?"
"Baru enam bulan sih, sebelumnya di Solo, cuma nggak betah. Enak di Malang," Ami sesaat mengalihkan perhatiannya pada laki-laki yang menghampiri, laki-laki yang memakai seragam yang sama dengan Ami. Laki-laki itu menanyakan apa yang terjadi dengan tv galeri. Ami menjelaskan ada konsumen, anak kecil yang minta channel tertentu. Remote berpindah tangan setelah Ami mengucapkan terima kasih pada laki-laki itu.
"Oh ya, aku masih belum wisuda nggak apa-apa ya?" tanya Ami.
"Belum wisuda juga? sama kalau begitu, aku juga belum, tidak apa-apa kalau sudah kerja begini tidak terlalu bermasalah kan?" Indra menimpali.
Ami tertawa kecil, Indra terhanyut dalam.
"Sampai lupa, ada yang bisa dibantu? semoga tidak komplain macam-macam ya,"
Indra tertawa kecil, mata Ami berbinar-binar.
"Antar Andi, dia baru saja kehilangan HP kemarin pas job fair, ingat Andi kan?"
Ami menengok pada Andi yang sudah pasang wajah penuh senyum. Namun wajah penuh curiga tertuju pada Indra. Ami mengangguk perlahan.
Satu persatu memori enam tahun lalu bertemu.
"Maaf Indra aku mau istirahat dulu,"
"Warung Steak?"
"Iya,"
Ami tersenyum. Indra Bersiap.
Indra tahu makanan kesukaan Ami tidak jauh dari steak. Sebelum sampai di Galeri, Indra sudah hafal warung steak itu hanya tinggal menyebrang jalan.
"Boleh ikut?"
Tidak tahu kenapa Indra menawarkan diri, tapi baginya ini sebuah kesempatan. Bagi Indra keberuntungan itu ada saat kesempatan bertemu dengan kesiapan.
"Ok, akhirnya akan ada saksi mata lagi yang tidak akan kaget melihat seorang Ami saat makan steak," Ami tertawa sambil melangkah pergi berpamitan pada rekan kerjanya.
Tampak ada perbincangan yang seru dibumbui tawa-tawa kecil sambil melihat ke arah Indra.
Saat Ami dan Indra melangkah pergi.
Andi menangkap pesan Indra pada kedua matanya.
"Santai saja dengan CS yang kini di depan mu"
Ada namaku di sini, tapi aku tidak tahu ada pesan apa di mataku Sob. he,,,he,, he,,,,
ReplyDeleteSalam,