Jun 3, 2014

Melebur (lah)

Semalam saya menemukan sebuah Majalah Sastra Horison,terbitan 2007, ya, sekitar 7 tahun lalu. Lama sekali, tapi memang majalah itu saya simpan baik-baik selama ini, namun karena kondisi kontrakan yang semakin tidak terurus baru-baru ini, membuat buku-buku saya ikutan terlantar.

Saya tertegun sejenak saat melihat kembali majalah itu,saat dipegang debu-debu langsung membekas ditangan saya. Kertas-kertas tidak terpakai ikut jadi sasaran menjadi pembersih dalam sekejap. LOL!

Saya membuka lembar demi lembar, sampai akhirnya berhenti pada halaman sajak kiriman siswa-siswi SMA dari belahan Indonesia. Saya menemukan sebuah puisi berjudul Melebur, entah saya jadi senyum-senyum sendiri saat membacanya, dipikir-pikir kok bisa puisi ini dipilih redaksi ya? padahal kan isinya geli sendiri.Hahahaa. Tapi menurut sastrawan yang membedah puisi ini penuh dengan kebebasan, karena itulah puisi.

Itulah saat paling bahagia yang saya rasakan, saat mengirim beberapa puisi untuk pertama kali langsung dimuat. Inginnya loncat-loncat terus sepanjang perjalanan pulang sekolah sambil membawa majalah itu.

Kejadian ini sedikit memberikan sebuah rasa yang tertinggal dalam. Kini mencoba dimunculkan kembali, disentuh lagi. Dileburkan lagi. Meleburlah.

3 comments:

  1. kunjungan perdana dan salam perkenalan, silahkan berkunjung balik, barangkali berminat saya punya banyak vcd pembelajaran anak2, sangat cocok sekali untuk mengasah kecerdasan dan kemampuan anak serta membantu mendidik ,membangun karakter dan moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan ditunggu kunjungan baliknya, mohon maaf bila tdk berkenan ^_^ terima kasih

    ReplyDelete
  2. berkunjung untuk yang pertama kalinya, salam

    ReplyDelete
  3. Mana puisinya?
    Dapat honor gak? Hehe ....

    ReplyDelete

Terima Kasih sudah berkunjung.Happy Blogging