Ku usap lembut perutku. Mencoba menenangkan bayi yang terus menendang-nendang.Sabarlah.
Ting Tong!
Bel tamu berdering!
Itu pasti kamu!
Terseok kulangkahkan kaki ke arah sumber suara.
Itu pasti kamu.
Dan saat aku buka daun pintu.
Kamu sudah berdiri disana. Membelakangiku.
Aku senang kamu kembali.
Aku senang kamu kembali.
Kamu dari mana?
Pintu kubuka lebih lebar. Deritan suara pintu membuatmu terjaga. Kamu berbalik arah. Ada selengkung senyum manis yang tercipta menghiasi wajahmu.
Aku rindu dengan senyum itu.
Matamu menangkap tatapanku.
Kamu semakin lebar tersenyum.
“Happy Anniversary Honey,” ucapmu lembut.
Ada tanda tanya besar dalam kepalaku yang masih sakit.
Happy Anniversary yang mana?
Happy Anniversary yang mana?
Aku masih belum bisa mengingatnya.
Kepalaku sepertinya masih belum bisa bekerja lebih keras.
Kepalaku sepertinya masih belum bisa bekerja lebih keras.
Sebuah boneka berbentuk burung hantu berwarna hitam kamu berikan padaku.
Ini hadiahnya?
Tanyaku masih tidak terlalu mengerti tentang hari ini.
Tentang boneka burung hantu ini.
Ini hadiahnya?
Tanyaku masih tidak terlalu mengerti tentang hari ini.
Tentang boneka burung hantu ini.
Apakah aku suka dengan burung hantu?
Kepalaku nyeri. Aku tidak bisa mengingatnya.
Bayi dalam perutku menendang-nendang.
Bayi dalam perutku menendang-nendang.
Kamu tersenyum lebih lebar saat tanganku menyentuh boneka burung hantu itu.Boneka itu mempunyai bulu yang kasar.
Seperti mengenal jenis bulu ini.
Ini bulu burung hantu?
Pertanyaanku terpental. Kepalaku terasa semakin nyeri. Detak jantung bayi dalam perutku semakin kencang. Sabarlah.
Aku menerima boneka itu darimu.
Kamu semakin sumringah.
Hampir semua gigi depanmu terlihat.
Tidak seperti biasa. Kamu senang.
Aku suka melihatmu seperti itu.
Harusnya aku melihatmu seperti itu terus selama bersama. Melihatmu bahagia, rasa gundah dalam hatiku hilang begitu saja.Walaupun aku tahu, setitik kesalahanku adalah sebuah noda besar buatmu.
Entah berapa lama aku terlelap.
Luapan kerinduan itu meluap-luap saat ini.
Melihat senyummu.
Melihat senyummu.
Aku sangat merindukan kamu.
Kupeluk tubuhmu erat.
Ada ketenangan menyeruap.
Waktu seperti berhenti.
Hanya ada helaan nafasku dan nafasmu. Aromaku dan aromamu. Hangatku dan hangatmu. Detakan jantungku dan detakan jantungmu.
Dan tentu saja ada detakan jantung ketiga.
Bayi kita. Bisakah kamu rasakan?
Bayi kita. Bisakah kamu rasakan?
Bersambung...
Pertanyaanku terpental <-- pilihan kata2 yg bagus.
ReplyDeleteDetakan jantung ketiga...hening....
ReplyDeleteDetakan jantung ketiga...hening....
ReplyDeletewow keren
ReplyDeleteada misteri yang gx chika temukan jawabannya di cerita ini
deg..deg..deg.. seperti itukah bunyi detak jantung sang bayi..?
ReplyDeleteharga cabe lagi mahal kaleee...
ReplyDeletesungguh puisi yang menambjukkan...
ReplyDeleteada istilah "detak jantung yang ketiga" lagi (suer ndak prnah bca puisi yg ada kta itu)
klo smpat berkunjung balik yah!
luar biasa... jika ingin memahami tulisan ini, tampaknya harus bca episode sebelumnya
ReplyDeletesalam kenal
luar biasa... jika ingin memahami tulisan ini, tampaknya harus bca episode sebelumnya
ReplyDeletesalam kenal
Maksudnya apa sih mas? Hahaha, gek cepet lanjutannya~
ReplyDeleterada bingung baca'a..
ReplyDeleteky'a kudu baca post sebelum'a
detak jantung yg membuat penasaran,, :) kok ada gambar burung hantunya sob..? ekekkeke
ReplyDeleteditunggu lanjutannya ya broh.. :))
ReplyDeleteseperti apa detak jantung ketiga itu?
ReplyDeleteDetak jantung ketiga...
ReplyDeleteBerarti usia kehamilannya sudah cukup besar ya :D
ada award untuk anda sobat, jika berkenan silahkan diambil,,
ReplyDeletelumayan untuk menghilangkan rasa lelah nieh ceritanya.....
ReplyDeleteEh baru masuk postingan ini di homeku, aneh...
ReplyDeleteWah makin menegangkan aja nich cerita
ReplyDeletewah makin mantap...
ReplyDeletedi bagian ini serasa ada yg tak dimengerti. jadi makin penasaran. lanjuuuutt :)
ReplyDeleteterusin ya dear :D ditunggu lanjutannya :)
ReplyDeleteDan tentu saja ada detakan jantung ketiga.
ReplyDeleteBayi kita.<---baru ngeh sy disini sob,, ok menunggu kelanjutannya
Dan tentu saja ada detakan jantung ketiga.
ReplyDeleteBayi kita.<---baru ngeh sy disini sob,, ok menunggu kelanjutannya
Ooh.. dari bagian pertama sampai ketiga masih agak kabur, apa sih hubungan cerita dan judulnya, ternyata di bagian ke empat ini udah mulai jelas, itu adalah detakan bayi :D Keren!
ReplyDeleteTapi apa yg akan terjadi selanjutnya yah setelah pelukan itu? cepetan diselesaikan mas ;) udah gak sabar hehehe
wah ini FF kisah kamu ya huahua
ReplyDeleteprok prok prok jadi apaaaaaa???
ReplyDeleteLanjutannya apa nih sob?Jadi penasaran ketemu burung hantu hehehe
ReplyDeletewaduh... telat gw.. sdh sampe di cerita ke empat ajah. hehe..
ReplyDeletewew.. masih nyambung aja >_<
ReplyDeleteku follow balik ya :D
seru neh :))
Sumpah penuh dengan misteri.
ReplyDelete