Asep mulai merasa menyesal sudah membeli Handphone baru!
Ternyata HP baru sama saja dengan tidak mempunyai HP kalau pulsanya habis. Wew. :P Pulsa yang sudah dibelinya raib seketika karena HPnya meminta aktifkan beberapa aplikasi yang Asep juga tidak tahu. Asep merasa bodoh sendiri.
Benar saja kalau niatnya pamer ya ada aja deh akibatnya. Niat mau pamer sama keluarga kalau setelah sekian tahun HPnya telah berganti dengan yang lebih bagus, touchscreen dan anroid. Tapi Asep kemudian berfikir lagi. Apakah keluarganya mengerti HP canggih? Ibunya bahkan tidak bisa angkat telpon darinya kalau tidak diangkat oleh adiknya.
Argghhh...
Asep terduduk di perempatan jalan.Seharusnya semenjak kakinya menyentuh tanah kampung halamannya ia bisa memberitahukan adiknya, bahwa dirinya sudah sampai dan segera dijemput. Jalan menuju rumahnya memang perlu kesabaran jadi perlu ada yang jemput.
"Ini A' pakai dulu punya saya.." ucap seorang perempuan pada Asep sambil menyodorkan sebuah HP jadul. HP yang sama seperti HP yang baru di museumumkannya.
Asep mengerenyitkan dahi saat melihat perempuan itu. Namun, perempuan itu balas dengan sebuah senyuman yang membuat jantung Asep detakannya menjadi tidak normal. Perempuan itu kembali tersenyum meyakinkan HP itu boleh segera dipakai Asep.
Asep langsung menggunakan HP itu. Ups! Asep baru sadar posisi HP itu terbalik ditangannya. Perempuan itu tersenyum. Kini tiba-tiba saja hati Asep berasap! Waw.
Asep berbicara dengan adiknya.
Hanya senja yang terlayar indah sore itu.
Menemani mereka.
"Terima kasih Mbak, eh Teteh ya," Ungkap Asep tersipu, memecah kesunyian bebrapa menit setelah menelepon adiknya.
"Eh, HP saya bukan yang ini, HP saya kan butut A'," balas perempuan itu.
Kali ini entah Asep melihat hatinya seperti apa. Sejak kapan dia jadi kikuk seperti ini? Hey. Perempuan ini sangat berbeda. Apa karena selama di Jawa Timur dia jarang berinteraksi dengan perempuan dari tatar sunda. Atau...
"Aa..," suara perempuan membuyarkan lamunan Asep.
"Aduh, Maaf. Ini HP nya," Asep perlahan mengembalikan HP ditangannya. Kini benar-benar jantungnya sudah meledak. Saat Asep melihat tangannya sendiri bergetar.
Kembali suasana itu menjadi sunyi.
Asep sedang menenangkan dirinya.
Perempuan itu masih melihat senja.
Wajahnya begitu berbinar dihiasi senyum yang manis.
Asep kini tidak tahu bagaimana caranya ia bisa menyatukan kembali buncahan perasaan yang sudah meledak semenjak tadi.
"A Asep!" Sebuah suara yang dikenalnya membuatnya kembali terjaga. Asep dan perempuan itu menengok ke arah suara.
Adul. Adiknya Asep melambaikan tangan.
"Hatur Nuhun bantosanana, Abdi pamit" ucap Asep terbata-bata. Entah logat sundanya apa masih terdengar pas atau tidak oleh perempuan itu. Asep hanya ingin mencoba beradaptasi. Tapi memang kurang berhasil. :P
Perempuan itu sekrang tidak tersenyum tapi tertawa kecil saat mendengar suara Asep.
"Sami-sami A, Mangga," balasnya.
Asep tersipu, tidak berani memandang lebih jauh. Ia alihkan pandangannya pada senja sore itu.
Sungguh senja sore ini begitu indah untukku.
Perlahan Asep melangkah pergi. melewati sosok perempuan itu dengan ragu. Berat. seperti ada sesuatu yang tertinggal.
Namanya Siapa! Teriak hatinya.
Belum sempat menanyakan itu, Asep sudah berada dibelakang Adul.
Motor itupun melaju.
#pada sebuah senja di kota nanas.
Ternyata HP baru sama saja dengan tidak mempunyai HP kalau pulsanya habis. Wew. :P Pulsa yang sudah dibelinya raib seketika karena HPnya meminta aktifkan beberapa aplikasi yang Asep juga tidak tahu. Asep merasa bodoh sendiri.
Benar saja kalau niatnya pamer ya ada aja deh akibatnya. Niat mau pamer sama keluarga kalau setelah sekian tahun HPnya telah berganti dengan yang lebih bagus, touchscreen dan anroid. Tapi Asep kemudian berfikir lagi. Apakah keluarganya mengerti HP canggih? Ibunya bahkan tidak bisa angkat telpon darinya kalau tidak diangkat oleh adiknya.
Argghhh...
Asep terduduk di perempatan jalan.Seharusnya semenjak kakinya menyentuh tanah kampung halamannya ia bisa memberitahukan adiknya, bahwa dirinya sudah sampai dan segera dijemput. Jalan menuju rumahnya memang perlu kesabaran jadi perlu ada yang jemput.
"Ini A' pakai dulu punya saya.." ucap seorang perempuan pada Asep sambil menyodorkan sebuah HP jadul. HP yang sama seperti HP yang baru di museumumkannya.
Asep mengerenyitkan dahi saat melihat perempuan itu. Namun, perempuan itu balas dengan sebuah senyuman yang membuat jantung Asep detakannya menjadi tidak normal. Perempuan itu kembali tersenyum meyakinkan HP itu boleh segera dipakai Asep.
Asep langsung menggunakan HP itu. Ups! Asep baru sadar posisi HP itu terbalik ditangannya. Perempuan itu tersenyum. Kini tiba-tiba saja hati Asep berasap! Waw.
Asep berbicara dengan adiknya.
Hanya senja yang terlayar indah sore itu.
Menemani mereka.
"Terima kasih Mbak, eh Teteh ya," Ungkap Asep tersipu, memecah kesunyian bebrapa menit setelah menelepon adiknya.
"Eh, HP saya bukan yang ini, HP saya kan butut A'," balas perempuan itu.
Kali ini entah Asep melihat hatinya seperti apa. Sejak kapan dia jadi kikuk seperti ini? Hey. Perempuan ini sangat berbeda. Apa karena selama di Jawa Timur dia jarang berinteraksi dengan perempuan dari tatar sunda. Atau...
"Aa..," suara perempuan membuyarkan lamunan Asep.
"Aduh, Maaf. Ini HP nya," Asep perlahan mengembalikan HP ditangannya. Kini benar-benar jantungnya sudah meledak. Saat Asep melihat tangannya sendiri bergetar.
Kembali suasana itu menjadi sunyi.
Asep sedang menenangkan dirinya.
Perempuan itu masih melihat senja.
Wajahnya begitu berbinar dihiasi senyum yang manis.
Asep kini tidak tahu bagaimana caranya ia bisa menyatukan kembali buncahan perasaan yang sudah meledak semenjak tadi.
"A Asep!" Sebuah suara yang dikenalnya membuatnya kembali terjaga. Asep dan perempuan itu menengok ke arah suara.
Adul. Adiknya Asep melambaikan tangan.
"Hatur Nuhun bantosanana, Abdi pamit" ucap Asep terbata-bata. Entah logat sundanya apa masih terdengar pas atau tidak oleh perempuan itu. Asep hanya ingin mencoba beradaptasi. Tapi memang kurang berhasil. :P
Perempuan itu sekrang tidak tersenyum tapi tertawa kecil saat mendengar suara Asep.
"Sami-sami A, Mangga," balasnya.
Asep tersipu, tidak berani memandang lebih jauh. Ia alihkan pandangannya pada senja sore itu.
Sungguh senja sore ini begitu indah untukku.
Perlahan Asep melangkah pergi. melewati sosok perempuan itu dengan ragu. Berat. seperti ada sesuatu yang tertinggal.
Namanya Siapa! Teriak hatinya.
Belum sempat menanyakan itu, Asep sudah berada dibelakang Adul.
Motor itupun melaju.
#pada sebuah senja di kota nanas.
Huaaaaaa,,,nape tadi kaga nanya sih kang? sekarnag pasti kepikiran ya siapa wanita itu, cieeeeeeee
ReplyDeleteSapalih aya nu sami jeung diri abi kang hihihi
ReplyDeleteUhuy! Asik gituuu ceritanya.
ReplyDeleteJadi inget gombalan gini,
"Mbak, punya obeng?"
Wkwkwkwkk.
#ngawur
pasti asepnya grogi^^... terkadang saat bertemu wanita yang baik hati lupa tanya namanya, saat sudah pergi baru inget..(pengalaman ane)..
ReplyDeleteAh.. sayang sekali, kenapa ga tanya nama dan alamat rumahnya si kang asep :))
ReplyDeletetapi seengganya no si perempuannya ada di kotak pesan si adulkan hehe.. terpecahkan juga masalah hatinya :D
cerita yang menarik,
kunjungan perdana nih salam kenal ^_^
@nini Bawel
ReplyDeleteWah benar juga Nini :D
Segera otak-atik HP si Adul :D
Setelah otak atik HP si Adul terus SMS si dia yak :) ehehehe
ReplyDelete@Ayu Welirang
ReplyDeleteBuat apa mas?
Buat membuka mur hatimu :P
Begitu ya. Ahahhahaa
@Asep Saepurohman
ReplyDeleteMuhun namina sama sareng si Kasep :D
@Si Belo
ReplyDeleteGrogi Nay,,, huum kepikiran terus ini. :P
@agusbg
ReplyDeleteHihi,,berpengalamn juga ternyata :D
@Tarry KittyHolic
ReplyDeleteSiap mbak Tarry... :D
cerita yang sangat menarik dengan ending yang mengejutkan.,,luarbiasa :)
ReplyDeleteWaahh,,pengalaman hbs pulang kampung.. :D
ReplyDeletePesona2 wanita lain kian memudar kayaknya..:p
@BlogS of Hariyanto
ReplyDeleteTerima Kasih :D
@irfanandi08
ReplyDeleteHihii,,,
Hidup Mojang Priangan #eh :P
Ini ya yg menginspirasi puisi senja kemarin :D semoga ada kesempatan lagi untuk tanya nama eh itu nomornya kesimpen di Hape Adul kan? he..he..
ReplyDeleteya ampun bang..maaf yah tadi buru2 juga aku jalannya,jadi lupa sebutin namaku.. ni panggil saja ai namaku.. wkwkwkwkwkwkw #tepokinpakebuahNANAS# hahahaha
ReplyDeleteciyeee.... mojangnya cantik :p
ReplyDelete@Haya Nufus Iya Bunda puisi senja dari sini inspirasinya :D
ReplyDeleteWah bener itu, segera introgasi si Adul :D
@Aiinizza Wynata Wah Namanya Ai. aslinya Nyai kan ya : hahahhaa
ReplyDelete@Ila Rizky Nidiana Pastilah, namanya juga mojang priangan :P
ReplyDeleteMungkin butuh pelatihan keberanian nih mas.. hehehe semangattt
ReplyDeletesdh di smsin blomm kang???^^
ReplyDeletesayang banget lupa nanya nama..padahal itu yang penting:)
ReplyDeleteSi Asep, kunaon atuh tadi cicing wae :)
ReplyDeletekin urang taros heulanya namina saha
gadis itu neng geulis... :D
ReplyDelete