"Gimana Skripsi nya?" aku sedikit ragu bertanya hal sensitif ini pada Sam. Pasalnya sudah menginjak hampir tahun ke tujuh, skripsinya masih belum selesai.
"Belum fokus mengerjakan skripsi karena sedang mengerjakan tugas lain," jawab Sam singkat.
Sudah. Begitu saja percakapan yang biasanya terjadi apabila sesekali bertemu seusai shalat Magrib di Mushola dekat kontrakan saya. Kebetulan rumah Sam dekat dengan kontrakan saya. Dulu kontrakan saya dicarikan oleh Sam.
Beberapa percakapan singkat ini menjadi aktifitas yang sangat tidak menyenangkan bagi saya, mungkin juga Sam.
Ah. Sudahlah semoga bisa segera diselsaikan. Lagian saya juga sedang sibuk menyelesaikan Proposal Tesis saya.
Sejenak hati saya kemudian kembali bergemuruh.
Kenapa tidak segera diselsaikan? apa tidak ada waktu? apa tidak sayang dengan orang tua yang sudah berkorban materi biaya perkuliahan per semester?....
Orang tua. Ah mengingat orang tua membuat hati saya tidak bisa menerima kalau ada yang menyepelekan kuliah padahal biayanya dari orang tua! Hati saya digempur berbagai pertanyaan yang terasa sebagai tuduhan pada Sam. Padahal hanya dipicu percakapan standar dan singkat selepas magrib. Saya beristigfar berkali-kali. Meminta perlindungan pada Allah agar dijauhkan dari sifat tercela.
Hati saya melunak dan teringat akan Sam saat pertama kali bertemu dengannya di pendaftaran ulang. Sahabat pertama yang saya temukan saat saya merasa benar-benar sendiri di Malang. Sahabat yang selalu menjadi tempat curhatan dan pengkoreksi saat pendapat saya salah. Sahabat dan keluarganya yang tulus memberikan Sepeda pancal mereka untuk saya pakai ke kampus.
Perasaan saya tiba-tiba sesak dan haru.Ya Allah. Sudah berbuat apa saya terhadap Sam? apakah hanya dengan bertanya selintas dan membiarkan hati bergemuruh sendiri akan menyelesaikan solusi? Tidak tentu saja.
Sejenak berfikir dan mengambil inisiatif untuk berbincang dalam waktu lebih panjang. Cara ini dilakukan untuk bisa lebih memahami permasalahan yang dihadapi Sam.
Maka suatu hari saya mengajak Sam untuk bersama menghadiri Walimahan salah satu sahabat kita berdua. Berharap di sepanjang perjalanan saya bisa lebih banyak mengeluarkan uneg-uneg dalam hati Sam. Hanya waktu seperti ini saya bisa berbincang lebih banyak dibandingkan hari-hari biasanya, dimana saya sibuk kerja dan kuliah. Sam dengan aktifitas segudangnya juga.
Sepanjang perjalanan itu pula saya kemudian tersadar dan mengetahui bahwa Sam perlu motivasi dan tentu saja arah dalam menyelesaikan skripsinya itu. Memulai langkah pertama itu menurutnya sangat sulit.
"Bagaimana kalau setiap malam kita belajar bersama," cetus saya setelah Sam selesai mengeluarkan curhatan hatinya. Sesaat Sam masih mencerna perkataan saya.
"Kita berdua kan sekarang nasibnya sama, sama-sama mengerjakan tugas akhir," tambah saya.
Tawa diantara kita berdua pecah bersamaan. Ada perasaan yang begitu hangat menyebar ke seluruh sendi.
"Ayo wujudkan mimpi kita. Wisuda bareng!" tegasku.
"Bersama Pendamping Wisuda (PW) kita masing-masing?" tanya Sam usil.
"Bisa diatur," jawabku singkat.
Kembali tawa itu pecah. Tergelitik dengan istilah PW yang menjadi sisipan pelengkap mimpi. Saat wisuda sudah ada istri yang mendampingi. Aih. #Skip :P
Perbincangan dari hati ke hati itu, Alhamdulillah perlahan-lahan bisa direalisasikan. Sam beberapa malam sering mengerjakan Skripsinya di kamar saya. Kadang sampai larut malam. Bila bosen diselingi dengan diskusi yang ngalor ngidul yang kadang membuat tertawa lepas. Hahaha.
Sam mulai serius mengerjakan Skripsinya. Perasaan senang tentu saja menyelimuti hati saya. Saat Sam melaporkan bahwa kalau semuanya dijalani dan dicoba akan membuahkan hasil.
Malam ini (4/6) Sam baru saja mengerjakan revisi dari dosen pembimbingnya dan InsyaAllah bulan Juni ini Sam akan melakukan penelitian lapang dan kita optimis perjuangan akan berakhir bahagia saat Agustus saat penutupan semseter.Aamiin.
Sebelum Sam pulang saya kembali sampaikan kepadanya bahwa InsyaAllah kita akan wisuda bareng. Sam hanya menjawab dengan senyuman lebar. ^‿^
Ket:
Sam adalah nama samaran sahabat saya. Adapun cerita adalah pengalaman pribadi yang benar-benar terjadi dengan gaya cerita sendiri.
gambar dari sini
Saya hanya mengaminkan saja.
ReplyDeleteSemoga saja kalian wisudanya bareng. (amin)
ReplyDeleteKami mendo'akan yang terbaik.
ReplyDeletepertanyaan simpel yang bisa punya sejuta reaksi
ReplyDeletekadang niatnya care keterimanya mandang sebelah mata
#eh?
mimpi besar akan hanya menjadi mimipi kalau tak ada usaha diri
dan mimpi besar tetap jadi mimpi saat kita tak mau melangkah lagi
*ini curcol
semoga mimpinya dan sahabatnya terwujud =)
Persahabatan yang tulus dan indah.
ReplyDeleteTerima kasih partisipasinya. Sudah tercatat sebagai peserta :)
aamiin, semoga sy juga yaa hhehhe :P
ReplyDeleteSemoga Sukses dengan studynya sesuai dengan rencana..
ReplyDeleteTetap semangat
semoga dimudahkan. aamiin
ReplyDeletesemoga persahabatannya.. Langgeng terus.. Ya.. Aamiin...
ReplyDeleteGood Luck GA nya.. :)
saya kapan ya wisuda? *mendadak galau*
ReplyDeleteSemoga cepet selesai skripsinya dan lancar wisudanya ya...
ReplyDeleteaih... apa itu yang di skip...??
ReplyDeletemalah bagian itu yg bikin sy mendadak senyum :D
sy jd inget perasaan ketika selalu di cecar kapan kelar kuliah..
yup, bukannya ga pengen ngelarin, tp emang butuh motivasi deh buat kelar...
apalagi klo motivasinya di kasih ma calon PW yak... #eh #skip juga dah :))
semoga sesuai dengan rencana. jadi terbayang gimana saya nanti juga akan menghadapi skripsi. :D
ReplyDeleteSalam Blogger,
Menyemai Cinta
datang berkunjung...
ReplyDeletepersahabatan yang kental, bisa jadi malah lebih indah dari pada saudara sendiri yang tak pernah perduli. semoga cita citanya terkabul....
Ikut berdoa: Aamiin ya Kariim....
ReplyDeleteSemoga wisuda barengan ya...