Nov 11, 2011

Dear Pahlawanku: Teruntuk Pak Heru

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Semangat Pak Heru,

Bagaimana kabar Pak Heru? Semoga Allah senantiasa memberikan kasih sayangNya dan Alhamdulillah, hari ini Sabtu (12/11) adalah tanggal lahir bapak. Semoga umurnya barakah dan selalu menjadi guru penyemangat dalam menulis sastra. Saya hanya bisa memberikan doa pagi ini.

Pak Heru izinkan saya mengurai kembali kenangan masa lalu melalui tulisan ini. Sebuah kenangan yang bagi saya telah memberikan motivasi kuat untuk terus menulis.Mewujudkan impian saya menjadi seorang penulis. Terima kasih atas ketulusannya memberikan pengetahuan sastra selama masa SMA.  

Masa dimana pertama kali saya mengenal Bapak. Sebelumnya, saya mendengar dari kakak kelas bahwa Bapak adalah seorang guru yang menyeramkan. Saya sewaktu mendengar itu was-was juga akhirnya. Mengingat itu saja jadi senyum sendiri. Pada kenyataannya saat pertama kali bapak datang ke kelas. Ada sesuatu yang langsung membuat rasa was-was itu lenyap begitu saja.

Bapak mengambil bangku kayu. Lalu duduk. Menggenggam sebuah buku kumpulan Puisi Chairil Anwar. Dengan suara lantang Bapak membacakan sebuah puisi berjudul "Isa". Bapak membacakannya dengan sepenuh hati. Saya sedikitpun tidak mengalihkan perhatian pada yang lain. Begitu menjiwai, menghayati penuh emosi.

Sejak saat itu saya mulai menyukai puisi. Ya, hari itu juga saya dan teman-teman sekelas berlatih untuk mendeklamasikan sebuah puisi dengan melibatkan emosi. Saya bisa merasakannya, setiap bait yang saya baca seolah menyatu dengan jiwa. Apa ini? Saya membatin. Saya telah jatuh cinta pada puisi.

"Malam nanti ada pementasan teater di Celah-Celah Langit," Ujar Bapak semangat setelah selesai membahas sebuah bab dalam buku Bahasa dan Sastra Indoneisa. Teater? apa lagi ini? sekali lagi saya membatin. Malam itu Bapak membawa kami ke Terminal Ledeng, memasuki gang-gang sempit. Berhenti pada sebuah panggung sederhana. Inilah Celah-Celah Langit (CCL) komunitas penggiat sastra mulai dari teater, monolog, puisi, semua ada di dalam gang sempit terminal ledeng yang didirikan oleh Pak Iman Soleh.

Malam itu Pak Iman soleh beserta para pemainnya begitu menghipnotis saya. Penghayatan terhadap tokoh yang dimainkan begitu terasa.Malam itu saya begitu menikmati pementasan teater itu. Malam itu saya jatuh cinta pada seni teater.

"Ada seminar budaya di Center Culturel Francais de Bandung, Ada budayawan dan Peggy Melati Sukma!" ungkap Bapak berbinar pagi itu. Saya juga tidak kalah berbinar. Karena saya sudah menyukai sastra. Apapun bentuknya saya ingin mencobanya.

Malam itu akhirnya bisa berlatih acting dengan Peggy Melati Sukma, saya masih teringat simulasi bagaimana kita harus bisa menatap mata penonton ketika sedang menjadi tokoh dalam sebuah pementasan teater. "Jangan ragu menatap mata mereka!" begitu tegas Peggy. Lalu kami diajak untuk berjalan, apabila berpapasan tataplah matanya walaupun hanya lima menit. Saya berjalan mencoba menatap mata setiap yang saya temui. Mata Peggy dan saya waktu itu bertemu. Saya malu. Namun saya harus bisa. Maka saya akhirnya bisa menatapnya. Selintas. 

Teater Anak Langit terlahir di kelas kami. Saya begitu menikmati memainkan peran apa saja. Walaupun kebanyakan menjadi tokoh setan atau antagions. Saya tetap senang. Teater kelas kami semakin banyak dikenal. Berbagai perlombaan diikuti. Menang, tekadang lebih banyak gagal.

Puisi dan Teater terbungkus dalam sastra yang Pak Heru kenalkan perlahan itu telah mengakar dalam hati saya. Dan saya buktikan saat Bulan Bahasa, saya bisa menjadi juara satu menulis puisi, juara dua menulis cerpen dan juara tiga menulis esai.Terima kasih Pak Heru atas semangatnya. Sehingga saya bisa menulis.

Di akhir masa sekolah, kesibukan ujian telah membuat saya melupakan kesukaan terhadap menulis puisi. Namun Pak Heru selalu tersenyum seperti memberikan motivasi untuk tidak berhenti menulis. Maka waktu itu saya membuat sepuluh puisi untuk dikirimkan ke Majalah Horison. Puisi berjudul "melebur" bisa tertulis dalam majalah sastra Horison itu! Saya senang! Memberitahukan hal ini pada bapak. Bapak masih terus tersenyum.

Lalu saat perpisahaan itu. Entah, motivasi dan rasa cinta terhadap sastra mulai terkikis. Bertahun-tahun saya tidak lagi menyentuh sastra. Saya seperti kehilangan.Saya tenggelam dengan dunia yang lain.

Terdengar kabar dari jauh bahwa saat ini kelas bahasa tidak hanya satu. peminatnya semakin banyak dan Bapak masih menularkan semangatnya untuk mencintai sastra. Hatiku tergerak.

Lalu tahun 2009. Semangat menulisku kembali hadir.
Melalui facebook saya sampaikan pesan ini kepada Bapak:

Alhamdulillah,,,,
Pak Heru, sebelumnya saya mau menyampaikan minal aidzin wal faidizin. Sungguh saya sangat berteima kasih atas ilmu yang telah bapak berikan. khususnya SASTRA. Sampai saat ini saya sangat menyukainya....
06 Oktober 2009. 

Hari ini pada tanggal lahir Bapak. Saya sekali lagi ingin menyampaikan terima kasih banyak atas semua yang telah Bapak ajarkan dan kenalkan tentang sastra kepada saya. Terima kasih dan saya masih mencintai puisi, teater, monolog, acting dan menulis. Maafkan karena belum banyak yang bisa saya hasilkan. Hanya lima buku antologi. Semoga ini menjadi pelecut untuk bisa berkarya lebih banyak lagi.

Guruku Pahlawanku

Selamat Tanggal Lahir Pak Heru
Selain doa yang berpilin saya juga berharap Bapak tidak marah apabila saya menjadikan Bapak sebagai PAHLAWAN dalam perjalanan kisah hidup saya ini. Perjalanan hidup untuk menjadi seorang PENULIS.

Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Berharap suatu hari nanti bisa berdiskusi lagi tentang sastra di kelas paling ujung. Kelas Bahasa.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 

“Postingan ini diikutsertakan dalam Kontes Dear Pahlawanku yang diselenggarakan oleh  

21 comments:

  1. Terima kasih untuk partisipasinya..

    Artikel sudah kami catat sebagai peserta Kontes Dear Pahlawanku

    Salam merdeka..!

    ReplyDelete
  2. Selamat hari jadi buat Pak Heru...
    Pak Heru pasti bangga sekali mengetahui ada anak didik beliau yang bergelut di bidang kepenulisan sastra :)
    Semoga sukses pada kontesnya ya... :)

    ReplyDelete
  3. semoga pak heru diberikan umur panjang agar kelak dapat berjumpa lagi dengan anak muridnya lagi kelak

    ReplyDelete
  4. met milad pak Heru :-)

    guru nay juga ada yang namanya pak Heru ngajar bahasa Indonesia juga :) #TOS

    sukses terus mas..

    ReplyDelete
  5. He? Hanya lima buku? -,-
    Selamat ulang tahun untuk gurunya~

    ReplyDelete
  6. Pahlawan tanpa tanda jasa. Semoga ilmu yang diajarkan bermanfaat bagi semuanya.

    Semangat. Semoga sukses dan menang ya.

    ReplyDelete
  7. uh paklawannya lagi ultah ya met ultah ya pak heru...

    siapapun pahlawan kita moga bisa memotivasi kita untuk bisa lebih sukses ya kang...

    ReplyDelete
  8. Tak kenal maka tak sayang, begitulah yang di katakan banyak orang...tapi sekali kita kenal baru tau kalau beliau tidak seperti bayangan kita ya Om.

    Selamat ulang tahun untuk gurunya semoga sukses kontesnya.

    ReplyDelete
  9. guru adalah pahlawan yg sangat berjasa bagi kita, hehhe, sukses sob,, :)

    ReplyDelete
  10. Setiap guru adalah pahlawan walaupun dengan cara yang berbeda-beda :)

    ReplyDelete
  11. setiap orang memiliki pahlawan sendiri2 dalam hidupnya. yang terpanting adalah pahlawan tersebut dapat menginspirasi untuk dapat meraih kesuksesan yang lebih baik.

    ReplyDelete
  12. dari seorang guru yang hebat akan muncul murid yang hebat pula.. #kok kayaknya saya pernah komen seperti in ya? biar deh ganda hahaha

    matur nuwun mas Arrian sudah berpartisipasi... salam buat pak Heru ya

    saya selalu nanti karya-karya anda.. semangat dulur..!

    ReplyDelete
  13. untuk mengenang jasa pak heru,, tanggal lahirnya bisa dijadikan hari nasional juga thu. ya,, seperti hari pahlawan gthu.. :)

    ReplyDelete
  14. seperti sebutan Guru Pahlawan tanpa tanda jasa , semoga menang kontesnya ya

    ReplyDelete
  15. semoga apa aja deh *yang baik baik pastinya* buat pak heru :)
    success sob ! :D

    ReplyDelete
  16. Wahaaa.. gurunya kece mas Muehuehue.. anw, good luck buat kontes nya ;)

    ReplyDelete
  17. nice blog, follow balik ya :) klik==> http://java-cyber.blogspot.com/ :)

    ReplyDelete
  18. wow keren. menulis novel antologi kan gak mudah . keren. sukses trus :D

    ReplyDelete
  19. semoga ini sbg pelecut agar kita senantiasa rajin menulis ya rian. pak heru pasti senang dg surat ini. makasih ya rian sudah ikutan dear pahlawanku.

    ReplyDelete

Terima Kasih sudah berkunjung.Happy Blogging