Senin, 18 Oktober 2010
Hujan di siang hari....
Hujan. Telah lama engkau kusimpan. Kini engkau datang lagi. Mengguyur siangku yang cerah.
( Kenapa kau turun saat terik?)
Entah kenapa untuk `hal` ini aku tidak ingin engkau melengkapi. Tidak ingin mengaggumi lagi.
Hujan di tengah hari. Menenggelamkan sinar mentari. Mebanjiri sungai. Mengisi sedihku.
( Hujan tengah hari, bagaikan bendera setengah tiang bukan?)
Deras jatuhannya aku rasakan. Membasahi jaketku yang tebal.
Sisa air yang menempel aku goncang-goncangkan agar pergi.
( Pergi?)
PER-GI
Kata yang singkat namun tak taat.
( Kenapa ada kata itu, ketika setia menanti di mulut pintu)
Seperti kataku sebelumnya pergi kata yang singkat namun tak taat.
(Kata pergi akan merebut sesuatu darimu bukan?)
Ia pergi. Dia pergi. Kamu pergi. Dan aku juga pergi.....
Setelah mawar kertas yang jadi debu itu.
Mungkin kini aku yang akan menyusulnya.
Dan hujan yang turun di siang hari. Biarlah mengoyak aku yang telah jadi debu itu.
Hujan di siang hari.
Kata pergi.
Debu.
Aku
Pergi.
menarik,
ReplyDeleteada kata yang salah ketik,
sedikit, tapi cukup mengganggu. (mengaggumi, mebanjiri)